Jakarta –
Badan Pengawas Terapi dan Minuman (BPOM) menegaskan komitmennya Di memastikan Keselamatan Ketahanan Pangan Di Inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BPOM, Taruna Ikrar menekankan bahwa Keselamatan Ketahanan Pangan merupakan prasyarat utama agar manfaat gizi Bersama Inisiatif MBG bisa diterima secara optimal Dari kelompok sasaran.
“Keselamatan Ketahanan Pangan bukan sekedar aspek pendukung, tetapi fondasi utama Di pelaksanaan MBG. Ketahanan Pangan yang tidak aman tidak dapat disebut sebagai Ketahanan Pangan,” tegas Taruna Ikrar, Rabu (17/12/2025), Di Diskusi koordinasi penyelenggaraan Inisiatif MBG Hingga Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, dikutip Bersama siaran pers BPOM.
Ke Di Yang Sama, Pejabat Tingginegara Koordinator Bidang Ketahanan Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Inisiatif MBG tidak hanya fokus Ke peningkatan status gizi Kelompok, tapi juga Merangsang perputaran ekonomi Lokasi Lantaran melibatkan pelaku usaha lokal. Di Situasi Ini Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendukung pernyataan tersebut dan Berkata bahwa Inisiatif MBG harus bisa menciptakan peningkatan daya saing, peningkatan Standar Kesejajaran warga, dan membangun rasa keadilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keselamatan Ketahanan Pangan bukan sekedar aspek pendukung, tetapi fondasi utama Di pelaksanaan MBG. Ketahanan Pangan yang tidak aman tidak dapat disebut sebagai Ketahanan Pangan,” tegas Taruna Ikrar.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menegaskan pentingnya penguatan standar Keselamatan Ketahanan Pangan Hingga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), supaya Minuman yang disalurkan aman Untuk penerima manfaat.
Di Situasi Ini, BPOM menjalankan beberapa fungsi strategis, Hingga Di Pembaruan kapasitas Untuk pelaksana MBG Hingga SPPG. Beberapa peran strategis BPOM Hingga antaranya mulai Bersama memberi penilaian penerapan sistem jaminan Keselamatan dan mutu Ketahanan Pangan hingga pengawasan terpadu dan berkelanjutan berbasis risiko. Hingga Di Itu, BPOM juga terlibat Di penanganan Kejadian Luar Biasa Keracunan Ketahanan Pangan (KLB KP) jika ada dugaan insiden Ke pelaksanaan MBG.
Hingga tahun 2025, BPOM telah melakukan pengawalan Keselamatan Ketahanan Pangan MBG Hingga 25 provinsi Bersama 64 titik lokus pengambilan sampel. Hasil pengujian Menunjukkan, sebanyak 92 persen sampel memenuhi syarat, sedangkan 8 persen lainnya tidak. Temuan kontaminasi mikrobiologi, seperti Eschericia coli serta Bacilus cereus menjadi Tindak Kejahatan tertinggi dan menjadi dasar penguatan pengawasan dan langkah preventif Hingga Didepan.
Selain pengawasan, BPOM juga aktif Di Pembaruan kapasitas sumber daya manusia. BPOM bekerja sama Bersama Universitas Lini Pertahanan Di pembekalan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang bertugas sebagai kepala SPPG. Kolaborasi ini sudah melatih lebih Bersama 30 ribu SPPI Hingga seluruh Indonesia Hingga tahun 2025.
Ke tahun 2026, BPOM Berencana menyiapkan pengawalan Keselamatan Ketahanan Pangan MBG Melewati penguatan regulasi, peningkatan kompetensi pengawas, dan pelaksanaan SPPG surveilains Ketahanan Pangan, hingga Pembaharuan Perangkat pelaporan terintegrasi secara nasional.
“Pengawalan Keselamatan Inisiatif MBG harus dilakukan secara sinergis Dari seluruh pemangku kepentingan. Bersama Ketahanan Pangan yang aman dan berkualitas, tujuan besar Inisiatif MBG Sebagai Meningkatkan status gizi Kelompok dan mendukung terwujudnya Generasi Emas 2045 dapat tercapai,” pungkas Taruna Ikrar.
(elk/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: BPOM Tegaskan Keselamatan Ketahanan Pangan Dari Sebab Itu Fondasi Utama Inisiatif Makan Bergizi Gratis











