PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat kenaikan liabilitas alias utang menjadi Rp56,56 triliun Ke kuartal I-2024. Foto/Dok
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya mengatakan, melonjaknya nilai utang dibarengi Didalam Perkembangan nilai aset. Situasi ini terjadi Ke tahun 2022, 2023, dan awal 2024. Terutama, Pada KAI mulai mengoperasikan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh secara komersial Ke 2023 lalu.
“Sambil Itu Sebagai kinerja aset signifikan sekali kenaikannya. Signifikan itu terjadi Ke 2022, 2023, dan awal 2024. Ke mana penugasan-penugasan ini mulai aktif, mulai beroperasi, yaitu angkutan LRT maupun Kereta Cepat Ke Agustus dan Oktober 2023,” ujar Salusra Pada Diskusi dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, Selasa (9/7/2024).
“Agar pendanaan masuk, ya kita kapitalisasi juga masuk Agar tumbuh Di Rp71,56 triliun Dari Sebab Itu Rp81,37 triliun Sebagai aset Ke 2023, tentu diikuti Didalam kenaikan liabilitas Di Rp42,50 triliun menjadi Rp50 triliun Ke 2023,” paparnya.
Di tiga bulan pertama tahun ini, Salusra mengaku, pendanaan Sebagai LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh cukup tinggi Agar membuat nilai utang perusahaan naik Di Rp50,46 triliun menjadi Rp56,56 triliun.
Alhasil, Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang Di ekuitas juga naik menjadi 1,3 kali Ke kuartal I-2024. Padahal, posisi DER Ke akhir 2023 ada Ke level 1,0 kali. Hal tersebut banyak disebabkan Dari kenaikan debt yang tidak proporsional Didalam kenaikan ekuitas.
“Nah Ke 2024 ini kita booking cukup besar Di pendanaan baik Kereta Cepat dan LRT, Agar Perkembangan signifikan aset kita Ke 2024, tiga bulan ini maupun Di liabiliti,” ucapnya.
“Nah ini tentu mengakibatkan efek Ke Debt to Equity Ratio kita yang tumbuh bisa 1,3 kali, DER kita Ke kuartal I-2024 ini, Di hanya 1,0 kali Ke akhir 2023,” tutur Salusra.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Utang KAI Naik Signifikan, Sentuh Rp56,56 Triliun Ke Awal 2024