Jakarta –
Penangkaran kupu-kupu Di Taman Wisata Alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) Diperjuangkan gegara bangunan beton. Balai Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung (Babul) mengartikan sentilan itu merujuk kepada jumlah Penduduk Dunia kupu-kupu Di sana.
Tidak tanggung-tanggung, kritikan itu berasal Untuk Pemimpin Negara Joko Widodo. Dia menyampaikan penilaian itu Untuk Pertemuan Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2024 Di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7). Lokasi penangkaran itu dinilai tidak ramah Untuk habitat kupu-kupu.
“Tolong pembangunannya yang benar gitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh Bersama semen-semen, tembok-tembok, bukan itu,” kata Jokowi waktu itu.
Menurut Jokowi, kawasan wisata tersebut seharusnya dibuat senatural Bisa Jadi. Penangkaran kupu-kupu baiknya dikelilingi Bersama pepohonan dan dibuat semirip Bisa Jadi Bersama habitat asli kupu-kupu.
Pantauan detikSulsel Di lokasi, Selasa (16/7/2024), gerbang utama masuk kawasan wisata tersebut memang dibangun jalan berbeton Sebagai pengunjung. Sebelumnya masuk pintu loket, terdapat tempat penangkaran kupu-kupu yang dikelola BN Babul.
Tempat penangkaran itu tampak berdiri bangunan gedung yang dijaga petugas. Di Untuk lokasi terdapat tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu. Sejumlah kupu-kupu juga tampak beterbangan Di lokasi.
Sambil Itu Di Untuk kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung, juga berdiri museum kupu-kupu yang dikelola Pemkab Maros. Tetapi, museum tersebut tampak tertutup Pertemuan Bersama pintunya yang dipenuhi debu.
Di Taman Wisata Alam Bantimurung juga terdapat sejumlah pedagang yang menjajakan souvenir berupa pigura kupu-kupu. Kawasan tersebut ramai pengunjung Lantaran terdapat air terjun dan tempat permandian Sebagai wisatawan.
“Sebenarnya yang disampaikan Pemimpin Negara, pengelolaan penangkaran kupu-kupu yang mana lebih banyak menggunakan beton itu yang menyebabkan, Bisa Jadi, kupu-kupu berkurang,” kata Kepala Balai TN Babul, Heri Wibowo seperti dikutip Untuk detikSulsel, Kamis (18/7).
Heri beranggapan sorotan Jokowi tidak menyoroti langsung lokasi penangkaran kupu-kupu. Pasalnya, bangunan beton sebagaimana yang disoroti Jokowi cuma didominasi Ke jalan masuk Di air terjun Di Taman Wisata Alam Bantimurung.
“Kalau berkaca Ke pembangunan beton, Bisa Jadi yang dimaksud jalan Di air terjun. Kalau menurut saya, itu memang sampai sekarang penuh beton. Semua tidak tersisa tanah sebagai penyerapan tidak keliatan,” kata dia.
Kupu-kupu Di Bantimurung (Moehammad Bakrie/detikTravel)
|
Kendati begitu, kritikan Jokowi Yang Berhubungan Bersama penangkaran kupu-kupu tetap harus ditindaklanjuti. Dia juga mendukung Pemkab Maros menggunakan bahan ramah lingkungan Sebagai kawasan wisata tersebut.
“Apa yang disampaikan Pemimpin Negara Untuk kita merupakan Sebagai memperbaiki diri menjadikan Bantimurung seperti yang diharapkan,” kata Heri.
“Harapannya Penduduk Dunia kupu-kupu melimpah Lalu bisa ditemukan Bersama mudah dan gampang ditemukan. Justru kami senang kalau Pemda lebih banyak menggunakan bahan ramah lingkungan,” kata dia lagi.
Heri menambahkan Penduduk Dunia kupu-kupu memang dipengaruhi Bersama habitatnya. Jika lokasinya bisa menyesuaikan Bersama habitat aslinya, maka populasinya Berpeluang bertambah.
“Sebenarnya kupu-kupu itu dinamis kalau media atau habitatnya ada, pasti datang. Karena Itu perbanyak media, pasir, Makanan itu saja,” imbuh Heri.
Ke Pada Yang Sama, Koordinator Penangkaran Kupu-kupu Bantimurung, Suci Handayani mengaku mengembalikan Penduduk Dunia kupu-kupu tidak mudah. Situasi ini turut dipengaruhi iklim dan ketersediaan pakan.
“Terutama ketersediaan pakan, kalau Bisa Jadi dulu Di Bantimurung ini tersedia melimpah. Sekarang Bisa Jadi agak berkurang apalagi Bisa Jadi Bersama ada pembangunan-pembangunan,” kata Suci.
Suci menyebut secara rutin melakukan monitoring Sebagai memastikan pakan Sebagai kupu-kupu tetap tersedia. Dia juga menegaskan perlunya Dukungan soal lokasi yang menjadi habitat kupu-kupu.
“Kami monitoring Penduduk Dunia kupu-kupu ini apakah ketersediaan pakan apakah masih melimpah. Monitoring Di site Bantimurung, Pattunuang, dan Amarae,” kata dia.
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memang merupakan habitat beragam kupu-kupu. Malahan, sampai dijuluki The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu) dan The Spectacular Tower Karst (Menara Karst Spektakuler). Itu Lantaran hingga akhir tahun 2016 telah teridentifikasi 240 jenis Papilionoidea (kupu-kupu ekor layang-layang).
Jenis-jenis Papilionoidea yang ada Di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung terklasifikasi Untuk lima famili, yaitu 111 jenis Nymphalidae, 25 jenis Papilionidae, 28 jenis Pieridae, 74 jenis Lycanidae dan 2 jenis Riodinidae. Kekayaan jenis kupu-kupu inilah yang menjadi salah satu alasan penetapan kawasan Bantimurung-Bulusaraung sebagai taman nasional.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Penangkaran Kupu-kupu Di Maros Diperjuangkan, Bangunan Beton Bisa Ganggu Penduduk Dunia