Beberapa cerpen Franz Kafka telah diterjemahkan Untuk 13 bahasa Lokasi Ke Indonesia. Foto/SINDOnews
Untuk bahasa Aceh, Madura, Sunda, hingga Papua. Adalah Sigit Susanto, pegiat sastra Untuk Boja, Kendal, Jawa Di yang kini menetap Ke Steinhausen, Zug, Swiss, yang merintis penerjamahan cerpen Franz Kafka Ke Untuk 13 bahasa Lokasi itu.
“Saya menetap Ke Swiss 28 tahun, Ke sini diskusi tentang Franz Kafka sering dilakukan. Karya Kafka Disorot bermutu tinggi,” kata Sigit Susanto ketika dihubungi SINDOnews, Sabtu (6/7/2024).
Sigit menjelaskan, gaya penulisan Franz Kafka sangat unik. “Bilamana ada karya sastra yang lahir pascamasa Kafka mengandung kerumitan birokrasi, kebuntuan, pesimis, labirin gelap sampai Ke kisah horor, maka Berencana diberi julukan karya itu berciri Kafkaesk,“ katanya.
Berangkat Untuk pertimbangan itu, masih kata Sigit, sudah sewajarnya karya sastra kelas dunia ini tak hanya dihadapkan Ke pembaca berbahasa Indonesia, Tetapi Ke bahasa-bahasa Lokasi Ke Indonesia. Awalnya, Sigit menerjemahkan cerpen Vor dem Gesetz, Ke Di Hukum, Ke Untuk bahasa Indonesia.
“Cerpen itu saya tawarkan kepada Sugito Sosrosasmito, teman saya yang memang mahir Untuk bahasa Jawa. Saya dibuat terpana, cerpen itu tak hanya diterjemahkan Ke Untuk bahasa Jawa, tetapi dia tulis ulang Untuk abjad hanacaraka,” kata Sigit.
Untuk penerjemahan Ke Bahasa Jawa, berlanjut Ke Bahasa Sunda. Eddi Koben, sastrawan asal Bandung, Jawa Barat, tertarik menerjemahkannya Untuk bahasa Sunda.
“Kesulitan saya tentang bagaimana mencari padanan kata Untuk bahasa Indonesia. Kadang ada kata-kata Untuk bahasa Indonesia yang tidak ditemukan padanannya Untuk bahasa Sunda Agar membutuhkan tafsir tersendiri Untuk menerjemahkannya,” ujar Eddi Koben.
Kesulitan awal itu tidak menyurutkan proses penerjemahan Ke Untuk 13 bahasa Lokasi. Untuk bahasa Sunda, menjalar Ke bahasa derah lainnya, mulai bahasa Madura hingga Papua.
Selain Ke Di Hukum, ada juga cerpen Kafka lainnya, seperti Eine Kruezung, Persilangan, dan Der Kuebelreiter, Penunggang Ember. Ketiga cerpen ini diterjemahkan Di lain Ke bahasa Madura, Bali, Kalimantan, Ambon, Batak, Papua, Sunda, Minangkabau, Jawa, Lampung, Dayak, Papua, dan Sumbawa.
“Perlu waktu dua tahun Untuk proses ini, sampai menjadi Bacaan,” kata Sigit Susanto.
Selain biaya dan tenaga yang terkuras, Tetapi Sigit Susanto mengaku puas Bersama hasilnya.
(rca)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Cerpen Franz Kafka Diterjemahkan Untuk 13 Bahasa Lokasi Ke Indonesia