Instagram Rombak Total Aturan Sebagai Remaja, Akun Dewasa Terancam Diblokir!

JAKARTA – Berjuang Bersama tekanan publik dan potensi intervensi pemerintah, Instagram—anak perusahaan Meta—Memperkenalkan perombakan strategis Di platformnya yang menyasar User remaja.

Di Selasa, 14 Oktober 2025, perusahaan secara resmi Melakukan serangkaian Aturan Mutakhir yang diibaratkan sebagai “rating PG-13”, upaya memitigasi risiko dan memulihkan citra Sesudah serangkaian Perdebatan Yang Terkait Bersama keselamatan anak.

Langkah defensif ini diambil Sesudah perusahaan dihantam publisitas negatif, termasuk kesaksian CEO Mark Zuckerberg Hingga hadapan Senat AS Hingga mana ia meminta maaf kepada para orang tua yang menyalahkan Instagram atas eksploitasi dan kematian anak-anak mereka.

Upaya “Age-Gating”

Inti Di strategi Mutakhir ini adalah penerapan “age-gating” atau gerbang usia. Instagram Berkata Berencana secara proaktif memblokir semua akun remaja (Hingga bawah 18 tahun) Sebagai dapat melihat atau berinteraksi Bersama akun dewasa yang secara rutin membagikan konten tidak pantas, seperti yang berkaitan Bersama alkohol atau tautan pornografi.

Hingga Samping Itu, perusahaan Berencana memperketat hasil pencarian Sebagai istilah-istilah dewasa dan secara otomatis menyembunyikan unggahan yang mengandung bahasa kasar, Aksi Keluhan Masyarakat berbahaya, pose sugestif seksual, hingga atribut ganja Di lini masa akun remaja.

“Sama seperti Anda Bisa Jadi melihat konten sugestif atau mendengar bahasa yang kuat Hingga Sinema PG-13, remaja Bisa Jadi sesekali melihat hal seperti itu Hingga Instagram—tetapi kami Berencana terus melakukan semua yang kami bisa Sebagai menjaga insiden tersebut sesedikit Bisa Jadi,” kata Instagram Di sebuah pernyataan resmi.

Celah Di Verifikasi dan Implementasi

Kendati terdengar progresif, Aturan ini mengandung kelemahan fundamental. Efektivitasnya sangat bergantung Di kejujuran User Pada mendaftarkan usia mereka.

Sebuah survei tahun 2024 Bersama regulator media Inggris, Ofcom, menjadi data Kunci yang meragukan strategi ini: 22% remaja berusia 17 tahun mengaku berbohong tentang usia mereka Sebagai mengakses konten dewasa.