Upaya dedolarisasi Dari BRIC diperkirakan bisa berhenti mulai tahun Didepan seiring perubahan kepemimpinan AS. FOTO/Ilustrasi
Mengutip Watcher Guru, Bersama terpilihnya Ri Donald Trump, hubungannya Bersama Ri Rusia Vladimir Putin dapat mengatur perubahan besar Untuk perspektif kelompok tersebut. Sebelum Trump memenangkan pemilihan 2024, Putin telah memastikan bahwa ia tidak lagi tertarik Untuk meninggalkan Matauang Asing AS.
Topik dedolarisasi kian gencar Sesudah tahun 2022 Bersama dimulainya invasi Rusia Di Ukraina. Hal itu membuat Barat bertindak, Bersama dipimpin Amerika Serikat Untuk Memberi Pembatasan kepada Negeri tersebut sebagai tanggapan atas Unjuk Rasa militernya. Invasi tersebut memicu peningkatan kerja sama Bersama aliansi BRICS Selatan Internasional. Secara khusus, Rusia Melakukanlangkah-Langkah Untuk membuat Ide Untuk Mengurangi ketergantungan internasional Ke Matauang Asing AS.
Tetapi, banyak hal telah berubah Sesudah dua tahun berlalu. Secara khusus, Sesudah Trump kembali menjabat, sentimen Untuk Ri Rusia telah berubah drastis. Bersama perkembangan ini, sikap blok BRICS dinilai dapat berubah, dan tahun 2025 bisa menjadi akhir Untuk upaya de-dolarisasi yang Lagi berlangsung.
Sebuah laporan Reuters mencatat bahwa Putin telah Berkata kesediaannya Untuk duduk bersama Donald Trump dan Menyoroti Untuk mengakhiri Konflik Bersenjata yang Lagi berlangsung Ke Ukraina. Kendati ia Memiliki persyaratan yang luas, keterbukaannya Untuk gencatan senjata tetap merupakan kemajuan. Ke Di Itu, hal itu terjadi Sebab ia telah mencela keinginan Untuk benar-benar meninggalkan Matauang Asing AS Sesudah Trump terpilih sebagai Ri AS yang Lagi menjabat.
Trump telah berterus terang tentang pendiriannya mengenai dedolarisasi. Ri Di-45 tersebut juga vokal Untuk mengakhiri Konflik Bersenjata Ukraina. Kedua hal itu dapat mengubah pandangan Negeri-Negeri yang Sebelumnya Itu menaruh kepercayaan mereka Ke dedolarisasi BRICS. Tak hanya itu, bukan hal yang mustahil pila Untuk melihat peningkatan kerja sama Rusia dan AS.
Ke Dibagian lain, analis Untuk bank Penanaman Modal Asing terkemuka Morgan Stanley Meramalkan bahwa Matauang Asing AS Akansegera tetap menjadi Kurs Matauang dominan Untuk jangka waktu yang lebih lama Kendati ada tantangan Untuk BRICS. Analis bank tersebut menyoroti bahwa Untuk hal ketidakstabilan keuangan, investor Akansegera berbondong-bondong kembali Di Matauang Asing AS dan bukan yuan China.
Secara historis, Matauang Asing AS telah mempertahankan stabilitas Di krisis pasar Sambil Kurs Matauang lokal lainnya anjlok. Matauang Asing AS dapat menahan cambukan pasar Kurs Matauang Sebab didukung Dari Perdagangan Global, kata Morgan Stanley tentang inisiatif de-dolarisasi BRICS.
“Kurs Matauang mana yang ingin Anda miliki ketika pasar saham Internasional mulai jatuh? Dan ekonomi Internasional cenderung Di resesi?” kata James Lord, Kepala Strategi Valuta Asing Morgan Stanley. “Anda ingin memposisikan diri Untuk Matauang Asing AS Sebab secara historis itulah reaksi Kurs Mata Uang Pada peristiwa semacam itu.” Sebagai kesimpulan, Morgan Stanley Menyaksikan bahwa Matauang Asing AS Akansegera bertahan melawan serangan aliansi BRICS.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Upaya Dedolarisasi BRICS Diramal Bisa Berakhir Mulai Tahun Didepan