Pekanbaru –
Viralnya Pacu Jalur membuat traveler penasaran Di Kegiatan lomba dayung ini. Ternyata, setiap Skuat jalur punya nama yang tidak sembarangan. Semua ada maknanya.
Pemberian nama jalur Bagi pacu jalur Hingga Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, ternyata tidak boleh sembarangan. Selain sarat makna, nama itu juga berkaitan Di Kemakmuran alam Di proses pembuatan jalur.
Salah satunya pemberian nama Jalur Badai Gangga Hingga Desa Teluk Kuantan. Jalur yang Terbaru dibuat Di biaya Rp 150 juta itu ternyata Memperoleh nilai sejarah panjang dan erat kaitannya Di Kelompok Di.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pemberian nama ini hasil musyawarah Hingga sini seluruh Kelompok. Karena Itu Di tahun 60-an itu sudah ada nama jalur ini Badai Gangga, itulah kita bangkitkan lagi,” kata Ketua Jalur Badai Gangga, Hendra ketika berbincang, Rabu (16/7/2025).
Hingga Di Itu, penamaan jalur biasa dikaitkan Di Kemakmuran alam Di penebangan pohon Hingga hutan belantara. Supaya Bagi penamaan jalur banyak yang unik.
“Penamaan ini biasa punya nilai tersendiri, khususnya Yang Berhubungan Di sejarah Di proses pembuatan. Ada penamaan Sebab terjadi sesuatu Di pengambilan, ada Di kayu diambil datanglah burung elang diberi nama Elang Sakti,” katanya.
Akan Tetapi ada juga peristiwa unik lain yang terjadi hingga menjadi nama. Termasuk nama hutan tempat kayu berusia ratusan tahun itu diambil.
“Ada juga jumpa ular tudung diberilah nama Tudung Kuantan. Ada juga nama hutan itu, ya dikasih nama hutan kayu itu diambil ada,” katanya.
Proses pencarian kayu sendiri tidak mudah. Kelompok biasanya mencari Hingga hutan Hingga pedalaman bersama pawang atau dukun Hingga Daerah tersebut.
Di itulah pawang dan Kelompok mulai bermusyawarah Bagi menentukan waktu penebangan. Termasuk kapan jalur Terbaru diturunkan Hingga arena pacu Di sebutan Melangka.
“Karena Itu kita cari kayu itu sudah bawa pawang, Setelahnya selesai juga pakai pawang. Maka pawang ini yang menentukan, biasa ada 1-2 orang baik laki-laki atau perempuan. Tujuan pawang ini macam-macam, ada Bagi memagar anak pacuan agar tak jatuh,” ujar Hendra.
Kayu yang bagus, biasanya bisa bertahan Di puluhan tahun. Akan Tetapi tergantung bagaimana pengurus merawat jalur Setelahnya even selesai.
“Jalur ini kalau kayu bagus bisa sampai 30 tahun, 20 tahun. Kalau kayu kruing air itu juga nanti tergantung Perawatan Medis, Karena Itu nanti kita siapkan Rumah atau Markas kalau Hingga sini menyebutnya,” kata Hendra.
——-
Artikel ini telah naik Hingga detikSumut.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Memberi Nama Jalur Juga Tak Boleh Sembarangan, Semua Ada Maknanya