Jakarta –
Imbas Untuk Keputusan efisiensi pemerintah Di industri hotel makin terasa. Sebagai salah satu operator hotel terbesar Hingga Indonesia, Archipelago juga merasakan imbas Untuk Keputusan larangan kegiatan MICE Hingga hotel ini. Menyikapi Keputusan ini, Archipelago mulai fokus menyasar pasar yang lain.
“Pasar pemerintah rata-rata menyumbang Disekitar 30% Untuk Usaha kami Hingga Archipelago Hotels, Bersama beberapa lokasi melayani segmen ini hingga 40%. Di bertahun-tahun, kami melihat bahwa Karya pemerintah cenderung melambat setiap beberapa tahun sekali. Hal ini mengajarkan kami pelajaran berharga tentang pentingnya diversifikasi. Untuk Mengurangi dampak fluktuasi ini, kami fokus memperluas basis pelanggan kami Hingga luar Kesepakatan pemerintah,” ujar CEO Archipelago John Flood.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama Menarik Perhatian Kandidat konsumen yang lebih luas-seperti klien korporat, keluarga, dan FIT (Free Independent Traveler), lanjut Flood, Archipelago tidak hanya melindungi Usaha Untuk potensi penurunan tetapi juga menciptakan aliran pendapatan yang lebih stabil.
“Seiring Bersama terus menyempurnakan strategi kami, kami tetap yakin bahwa pendekatan proaktif ini Berencana memastikan Perkembangan yang berkelanjutan dan stabilitas, Justru Hingga Di Karya pemerintah menurun. Walaupun perlambatan ini berdampak Di kami, efeknya tidak separah yang dialami beberapa hotel lain, berkat strategi diversifikasi yang telah kami terapkan Untuk beberapa tahun terakhir,” ujar Flood.
Sebagai contoh, Di bulan Februari Archipelago mencapai 97% Untuk target pendapatan, dan Archipelago Meramalkan hasil serupa Untuk bulan Maret.
“Periode ini juga bertepatan Bersama Ramadan, Agar sulit menentukan sejauh mana kinerja kami dipengaruhi Dari faktor tersebut dibandingkan Bersama pengurangan Dana pemerintah. Berdasarkan Penghayatan, kami tahu bahwa pemerintah dan gubernur Mutakhir, yang dilantik Di bulan Februari, sering membutuhkan waktu beberapa bulan Untuk Mengadaptasi. Bersama lebih Untuk 3 juta pegawai negeri sipil, kebutuhan Untuk Melakukan pertemuan Hingga hotel tetap tinggi, Agar kami yakin Untuk 1-2 bulan Hingga Di, Usaha Untuk pemerintah Berencana kembali Menimbulkan Kekhawatiran,” ujarnya.
Archipelago sebenarnya sudah Membuat strategi ini Di sepuluh tahun terakhir, dan Justru Sesudah perlambatan ini berakhir, Flood Mengetahui bahwa tantangan serupa Berencana terjadi Hingga masa mendatang. “Usaha Untuk segmen pemerintah memang menguntungkan, tetapi tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber pendapatan, dan kenyataannya, kami memang tidak bergantung sepenuhnya Di itu,” jelasnya.
Di sepuluh tahun terakhir, Archipelago Melakukanupaya menyesuaikan diri Bersama perubahan Untuk event pemerintah, memanfaatkan setiap perlambatan sebagai kesempatan Untuk berkembang.
“Kami telah memperluas fokus Di Usaha online, membangun kemitraan yang kuat Bersama perusahaan, serta menciptakan Penghayatan unik Untuk keluarga dan FIT (Free Independent Traveler). Hubungan yang erat Bersama pelanggan Untuk berbagai segmen ini membantu kami memahami kebutuhan mereka Bersama lebih baik, Agar kami bisa Memberi nilai dan layanan terbaik. Hingga depannya, kami yakin bahwa Penghayatan dan strategi fleksibel yang kami miliki Berencana membantu kami terus berkembang Untuk lanskap yang terus berubah, Bersama Menampilkan solusi inovatif yang dapat terhubung Bersama pelanggan kami,” tutup Flood.
(sym/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: APBN Dihemat, Archipelago Perluas Basis Pelanggan Hingga Luar Kesepakatan Pemerintah