loading…
Ekonom menerangkan, alasan kenapa pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh harus dilakukan secara mandiri tanpa menggunakan APBN. Foto/Dok
Menurut Huda, penggunaan dana APBN Sebagai membayar utang proyek tersebut dapat menciptakan preseden buruk Untuk Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) lainnya. Ia khawatir langkah tersebut Akansegera membuat BUMN kehilangan disiplin Usaha dan bergantung Di dana pemerintah.
“BUMN Akansegera membuat proyek yang secara Usaha tidak Akansegera untung Lantaran sudah tahu ada APBN yang bisa diandalkan. Samping Itu, beban APBN pun sudah sangat berat Bersama belanja pemerintah yang jumbo seperti Inisiatif MBG, Koperasi Merah Putih, hingga 3 juta Rumah,” kata Huda Untuk keterangan tertulisnya dikutip Minggu (19/10/2025).
Bersama Detail, Huda menilai keputusan Pembantu Kepala Negara Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan APBN Sebagai membayar utang proyek Whoosh sudah tepat. Ia menekankan bahwa proyek strategis seperti KCJB harus dikelola secara profesional dan berorientasi Di kemandirian Perbankan.
“Mereka harus Berusaha agar Memperoleh untung Supaya bisa membayar utang, walaupun butuh waktu lama Sebagai mencapai titik impas (break even point/BEP),” imbuhnya.
Huda menegaskan, Bersama tidak melibatkan APBN Untuk penyelesaian kewajiban proyek, pemerintah turut menjaga disiplin fiskal dan Mendorong efisiensi pengelolaan proyek BUMN Di masa mendatang.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Utang Kereta Cepat Whoosh Harus Dibayar Mandiri Tanpa APBN, Ini Alasannya