Pemerintah Buat Road Map Klaster BUMN Sakit, Bisa Ditutup dan Likuidasi

JAKARTA – Kementerian Keuangan ( Kemenkeu ) telah membuat klasterisasi peta jalan atas Situasi Badan Usaha Milik Bangsa ( BUMN ), sesuai Di Penampilan keuangan dan kepentingan mandat pemerintah.

Pembantu Ri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peta jalan yang sudah dibentuk bersama Kementerian BUMN menetapkan klasterisasi pengelolaan BUMN menjadi 4 kuadran. Pertama, Kuadran 2 yakni BUMN Di mandat pemerintah dan Penampilan keuangan yang tinggi.

Lalu Kuadran 1 yaitu BUMN Di mandat pemerintah tinggi, Tetapi Penampilan keuangan rendah, Kuadran 4 adalah BUMN Di mandat pemerintah rendah Tetapi Penampilan keuangan tinggi, terakhir Kuadran 3 adalah BUMN Di mandat pemerintah dan Penampilan keuangan rendah atau non-core.

“Roadmap Ke depannya diharapkan bahwa BUMN tersebut masih tetap dimiliki pemerintah, tapi juga bisa dilakukan privatisasi Sebagai Kejuaraan dan juga Sebagai melakukan Kejuaraan yang sehat Di swasta,” ungkap Sri Mulyani Di Pertemuan Di Komisi XI Lembaga Legis Latif RI Yang Terkait Di Pengantar Pendalaman PMN APBN 2024, Senin (1/7/2024).

Sri Mulyani awalnya, membagi BUMN menjadi 4 klaster. Pertama adalah BUMN yang Memperoleh strategic value dan welfare creator. Jenis BUMN seperti ini bisa dimiliki sepenuhnya Dari pemerintah dan dapat dilakukan privatisasi, holdingisasi, penggabungan atau peleburan.

Lalu, kategori kedua adalah BUMN yang hanya Memperoleh strategic value. Menurut dia, BUMN kategori ini bisa dimiliki mayoritas Dari pemerintah, Tetapi masih bisa direstrukturisasi ataupun digabungkan dan diprivatisasi.

Sri Mulyani mengatakan, kategori ketiga adalah BUMN yang Memperoleh surplus creator. Dia mengatakan BUMN ini tidak harus dimiliki mayoritas Dari pemerintah.

Lalu Iamelanjutkan, kategori keempat adalah BUMN yang non-core, dimana pemerintah bisa menutup BUMN kategori keempat ini.”Sebagai yang non-core secara teoritis pemerintah bisa tidak memilikinya, Lantaran mandat pembangunannya kecil dan performanya tidak bagus,” ujar dia.